Rabu, 19 Oktober 2016

Aku dan Agatha

Sang Ratu Cerita Misteri
Sekeras apa pun aku mencoba mengingat peristiwa apa yang mendekatkan aku dengan Agatha, tapi otakku ini tak mau diajak bekerja sama. Kedekatanku dengan Agatha–tepatnya aku merasa mulai menyukainya–saat aku masih sekolah dasar. SD? Iya, SD! Kurasa saat aku kelas lima karena seorang temanku di sekolah Minggu yang mengenalkan aku dengannya.

Aku ingat, temanku ini satu tingkat di atasku. Berarti dia kelas enam SD. Dan, kakak temanku ini–SMA–yang lebih dulu berteman akrab dengan Agatha. Aku rasa dia tergila-gila dengan Agatha. Sebagian waktu senggangnya selalu ia lewatkan bersama Agatha (belakangan aku menyadari mengapa kakak temanku ini bisa tergila-gila pada Agatha). Karena–setelah aku mengenal lebih jauh–Agatha terlalu cerdas dan pandai sekali mengambil hati siapa pun yang mengenalnya. Dia, mengenalkan aku pada teman-temannya.

Teman-teman Agatha–buatku pribadi–adalah teman-teman yang seru dan jauh dari membosankan. Mereka selalu mengikutsertakan aku dalam kehidupan mereka. Tanpa diminta, mereka selalu “memaksaku” untuk berpikir. Aku tahu, mereka tidak pernah meminta bantuanku. Cuma aku berusaha dan ingin sekali bisa membantu atau terlibat dalam setiap kasus yang mereka hadapi. Sayangnya, aku tidak secerdas Agatha dan teman-temannya. Apa yang ada di kepalaku tak pernah bisa membantu memecahkan misteri atau teka-teki yang mereka sodorkan padaku.