Minggu, 19 November 2017

Ocean Waves (Review Film)

Ocean Waves adalah film animasi televisi yang diadaptasai dari novel karya Saeko Himuro. Film tahun 1993 dari Studio Ghibli ini disutradarai oleh Tomomi Mochizuki. Sebuah film animasi yang mengangkat tema tentang kisah cinta remaja (SMA), kisah cinta segitiga antara dua orang sahabat, Taku Morisaki dan Yutaka Matsuno kepada Rikako Muto.

Cerita berawal saat Taku Morisaki melihat seorang gadis yang tidak asing baginya di stasiun kereta, Tokyo. Maka, dalam pesawat menuju kampung halamannya, Kōchi, kenangan akan gadis itu membawa angan Taku kembali ke masa dua tahun lalu. Saat libur musin panas yang mengawali pertemuannya dengan seorang gadis pindahan dari Tokyo.

Taku Morisaki dan Yutaka Matsuno, meskipun tidak pernah sekelas, bersekolah di sebuah SMA yang sama di Kōchi. Kedekatan mereka berawal saat mereka melakukan protes tentang pembatalan darmawisata ke Kyoto. Semester baru itu, kelas Yutaka kedatangan Rikako Muto, seorang murid baru pindahan dari Tokyo. Sejak awal, Yutaka sudah menunjukkan ketertarikannya pada Rikako. Sebagai ketua kelas, Yutaka mengantar gadis itu berkeliling sekolah, menemaninya ke toko buku, membesuknya saat sakit serta pergi menonton berdua.

Sabtu, 30 September 2017

Porco Rosso (Review Film)

Berlatar belakang Laut Mediterania pada zaman pesawat amfibi menguasai lautan, Hayao Miyazaki memulai kisahnya. Kali ini tentang petualangan seekor babi yang gagah berani. Seekor babi bernama Porco Rosso yang beralih profesi dari seorang pilot Perang Dunia Pertama, berubah wujud menjadi seekor babi pemburu bayaran karena suatu kejadian misterius yang dialaminya.

Kala itu, gerombolan perompak angkasa menguasai Lautan Adriatik. Mereka merampok harta benda para penumpang kapal. Salah satu gerombolan perompak angkasa yang ditakuti adalah gerombolan perompak Mamma Aiuto. Suatu hari, Porco Rosso disewa untuk melawan perompak itu. Perompak Mamma Aiuto berhasil mengambil uang gaji para buruh tambang serta menyandera lima belas orang anak sekolah yang sedang melakukan tur. Porco Rosso berhasil mengalahkan gerombolan perompak itu dan membuat pesawat mereka mengalami kerusakan.

Hal itu memicu para perompak angkasa bergabung dalam sebuah Federasi Perompak untuk melawan Porco Rosso. Mereka menyewa Donald Curtis, pilot andal Amerika keturunan Italia. Bersama Curtis, gabungan perompak angkasa berhasil menyerang sebuah kapal besar dan mengalahkan dua orang pilot pesawat tempur terlatihnya serta menguasai harta benda di kapal itu. Mereka juga menantang Porco Rosso untuk menangkap mereka.

Senin, 07 Agustus 2017

Teman Seperjalanan (Gogirl! 15 Juli 2017)

Gogirl Magz
Aku yang paling terkejut saat Papa bercerita tentang abangku. Anak Papa dari wanita lain. Sementara Mama tampak tenang duduk di samping Papa. Kurasa Mama sudah tahu lebih dulu. Sulit kubayangkan, apa reaksi Mama mengetahui masa lalu Papa. Yang pasti, aku tidak bisa menerima berita mengejutkan ini. Untuk beberapa saat, yang kami lakukan adalah membiarkan keheningan mengambil alih waktu.

"Papa memang pernah melakukan kesalahan.Tapi, selama ini, Papa selalu berusaha menjadi ayah yang baik untukmu. Melakukan yang terbaik untuk keluarga ini." Suara Papa memecah keheningan, berujar hati-hati.

"Sekarang, Papa ingin menjadi ayah yang baik untuk abangmu," lanjut Papa melihatku hanya diam. Mata Papa menatapku lekat, menghela napasnya sebelum berujar lagi.

"Selama ini Papa telah mengabaikannya. Tanpa Papa sadari." Suara Papa lirih. Mungkin menyesali perbuatannya di masa lalu.

Selasa, 25 Juli 2017

Only Yesterday (Review Film)

Taeko Okajima (27 tahun) sejak kecil hingga dewasa tinggal di Tokyo dan bekerja pada sebuah perusahaan swasta. Untuk yang kedua kalinya, ia berencana menghabiskan liburannya di sebuah desa di Yamagata. Karena itu, Taeko mengambil cuti sepuluh hari. Taeko berencana memetik bunga safflower bersama keluarga yang ia datangi.

Sejak kecil, Taeko ingin sekali berlibur di luar kota seperti teman-teman sekolahnya yang lain. Sayang, ia tidak punya kerabat yang tinggal di desa. Di desa itu pula ia mengenal Toshio, seorang pemuda yang memilih berhenti sebagai pekerja kantor dan menjadi petani organik. Mereka kerap melewatkan waktu bersama dan menjadi dekat. Toshio yang lebih muda membuat Taeko merasa nyaman menceritakan masa kecilnya. Bahkan, nenek Toshio berharap Taeko mau tinggal di desa dan menikah dengan Toshio.

Selama perjalanan dalam kereta itulah ingatan Taeko terlempar kembali ke masa lalu. Kenangan akan masa kecilnya, saat ia berumur sepuluh tahun dan duduk di kelas lima. Kenangan masa kecil yang membekas dalam di ingatan Taeko. Kenangan tentang liburan Taeko di pemandian yang berakhir dengan tak sadarkan diri. Kesan pertama saat keluarga Okajima makan buah nanas. Kehebohan anak perempuan saat suster di sekolah menerangkan tentang menstruasi sehingga mereka beramai-ramai membeli celana dalam. Konyolnya, anak laki-laki yang mengetahui hal itu jadi usil dan berusaha menyingkap rok anak perempuan. Dan,  reaksi teman-teman Taeko saat Hirota–anak laki-laki dari kelas lain yang jago baseball–menyukai Taeko, mereka melarang Taeko menyemangati Hirota (ekspresi Hirota dan Taeko saat bertemu bikin saya senyum sendiri).

Perjalanan "Teman Seperjalanan"

"Teman Seperjalanan" adalah cerpen yang saya tulis empat tahun silam. Cerpen ini mendekam lama dalam penyimpanan cloud saya. Akhir tahun kemarin pernah saya edit sedikit karena ingin saya kirim ke majalah Kawanku. Sayang, belum sempat terlaksana sudah keburu berhenti (cetak).

Akhir Maret sampai awal April saya kirim ke majalah remaja lain. Sampai lima kali saya kirim, dijegal terus sama si Emon. Akhirnya, saya kirim deh ke Gogirl (kebetulan juga bulan itu "Sansevieria" dimuat di sana) setelah nama belakang karakter cowoknya saya ganti dengan nama seorang remaja yang video "Hip Hip Hura"-nya sedang viral di YouTube.

Sesuatu yang selalu saya harapkan bila akhirnya Teman Seperjalanan berhasil menembus redaksi Gogirl. Cerpen kedua saya di sana sepanjang tahun ini. Rasanya seneng banget karena sepanjang tahun ini waktu senggang saya tersita untuk nonton drakor (ups!😭😂). Alhasil, kegiatan menulis terabaikan.

Oya, penampakan cerita sesuai dengan aslinya. Bahkan, sampai tanda hubung pun tidak berubah (kayaknya Gogirl hanya meloloskan yang siap tayang deh).

Selamat membaca tulisan saya. Semoga bisa menginspirasi bagi banyak orang. Selamat berkarya juga. Yang mau baca, boleh klik ini atau ini.

Senin, 10 Juli 2017

Whisper of the Heart (Review Film)

Kali ini, Whisper of the Heart (Mimi wo Sumaseba) cerita manga karya Aoi Hiiragi yang diadaptasi oleh Hayao Miyazaki dan diangkat menjadi film. Film yang disutradarai oleh Yoshufumi Kondō ini rilis pada 15 Juli 1995.

Whisper of the Heart mengangkat tema tentang kegigihan sepasang remaja dalam meraih impian masa depan mereka. Tentang minat, bakat, serta bagaimana usaha mereka untuk mewujudkannya.

Adalah Shizuku Tsukishima (14 tahun), seorang gadis remaja kutu buku yang lebih memilih mengisi waktunya di perpustakaan dengan membaca buku. Sejak ia mendapati nama Seiji Amasawa dalam setiap buku yang ia pinjam, Shizuku menjadi penasaran dan menduga-duga, seperti apa sosok bernama Seiji Amasawa itu. Bahkan, mencari tahu kepada guru senior di sekolahnya.

Suatu hari, Shizuku dan Yuko Harada, sahabatnya di sekolah, janji bertemu di sekolah untuk membahas lagu "Country Road" yang Shizuku terjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Lagu itu akan mereka nyanyikan dalam acara kelulusan sekolah. Karena mengejar Yuko yang salah tingkah saat melihat kedatangan Sugimura, teman sekelas yang diam-diam ia sukai, buku berisi lembar terjemahan lirik lagu itu jatuh dan tertinggal di taman sekolah. Saat kembali lagi untuk mengambilnya, Shizuku mendapati seorang laki-laki sebayanya yang tengah membaca terjemahannya. Cowok itu sempat membuat Shizuku kesal karena telah mengolok-olok terjemahan lagunya. Bahkan, saat mereka berpapasan di sekolah pun anak laki-laki itu bersikap seolah tak mengenalnya.

Kamis, 15 Juni 2017

Minka dan Buah Atap (Kompas Klasika 27 November 2016)

Cernak ini dimuat di Kompas Klasika edisi 27 November 2016
"Gula putih, kayu manis, daun pandan dan daun jeruk. Sudah kamu catat?” ulang Ibu.

Minka mengangguk. Minka membaca kembali daftar belanja yang akan Ibu beli di Pasar Antri, Cimahi.

"Jangan lupa, pewarna makanan," tambah Ibu.

"Ibu mau buat apa?" Minka bertanya penasaran.

Ibu senang membuat makanan. Suka mencoba resep-resep baru. Minka selalu suka mencoba hasil masakan Ibu. Meskipun bentuknya tidak sesuai dengan gambar di buku resep atau internet.

Minggu, 30 April 2017

Sansevieria (Gogirl! 15 April 2017)

Cerpen ini dimuat di Gogirl!Magz.com edisi 15 April 2017
Vanya tidak pernah mengerti, apa rencana Tuhan? Merenggut Papa, lalu menghadirkan sosok lain dalam kehidupan mereka.

Tiga tahun sudah, Vanya tak pernah bisa sehari pun menepis kenangan tentang Papa dan kerinduannya yang tak pernah berhenti menghadirkan duka pada setiap helai bulu mata. Perasaan yang kerap membuatnya ciut.

Tak bisa ia pungkiri, bagaimana kepergian Papa telah mengubah hidupnya. Sampai kini, ia masih sulit menerima kenyataan itu. Setelah hari itu, semua tidak sama lagi. Seperti langit tersaput awan kelabu. Begitu sunyi dan muram. Mama yang memilih membenamkan hari-harinya dengan pekerjaan kantor. Mama yang berubah menjadi ibu yang hemat bicara. Sedang ia sendiri, masih belum bisa menerima kehilangan orang terkasih dalam hidupnya. Masih meratapi kesedihan dan menjaga luka di hatinya.

"Ketika kamu kehilangan orang yang kamu cintai, dia tidak benar-benar meninggalkanmu. Dia hanya pindah ke tempat khusus di hatimu."

"Aku tidak ingin Papa ada di hatiku, Ma. Aku menginginkan Papa ada di sini, bersama kita." Vanya menangkis kata-kata Mama dengan suara serak menahan tangis.

Senin, 24 April 2017

Sansevieria dan Cerita yang Menginspirasinya

Sansevieria, mungkin merupakan sebuah tantangan buat saya. Cerpen ini lahir karena ada cerita yang menginspirasinya. Ya, saya ingin sekali bisa menulis fiksi tentang cinta dan keluarga, dalam hal ini tentang kedekatan seorang anak dengan ayahnya. Tema yang biasa dan sederhana, ‘kan? Namun, saya memasukkan media lain yang membuat hubungan mereka menjadi istimewa, yaitu tumbuhan. Keinginan itu timbul karena beberapa cerpen Mbak Utami Panca Dewi sukses menarik perhatian saya. Mbak yang sukses menjuarai beberapa lomba menulis ini memasukkan pohon Timoho, kelapa, jambu Dersono serta mangga Gedong dalam cerita-ceritanya (kayaknya Mbak Utami punya perkebunan deh 😜😍). Namun, pengetahuan saya mengenai tanaman benar-benar minim. Di rumah cuma ada tanaman hias dan mayoritas berdaun hijau (tak ada jenis bunga-bungaan sama sekali!). Apalagi pohon-pohon yang besar.

Dari sekian tumbuhan itu, lidah mertua-lah yang paling banyak saya tanam. Ada beberapa jenis dan bentuk. Dan, lidah mertua inilah yang menguasai setiap sudut ruang. Kecintaan saya pada tanaman hias ini semakin besar karena tanaman ini selalu ada dalam setiap drama Korea yang saya tonton (saya tergila-gila dengan drakor 😉😋).

Dari halaman depan rumah, teras depan, ruang tamu, ruang tengah, dapur, kamar mandi bawah, tangga menuju ruang atas (zona asap rokok), ada tanaman ini. Dari situ, muncullah ide untuk membuat cerpen remaja tentang lidah mertua. Cukup lama juga sih proses mencari ide ceritanya serta akan saya tulis seperti apa. Poin-poin cerita sudah ada dan sudah saya tulis di buku, tapi tidak langsung saya kerjakan. Satu hal lagi semakin meyakinkan saya, apa yang kita sukai dan kuasai memudahkan kita menuangkannya dalam bentuk tulisan. Seperti sansevieria ini! Saat cerpen ini selesai, segera saya kirim ke media (karena berbagai hal, cerpen ini butuh waktu setengah bulan untuk bisa menjadi cerita utuh) yang sudah saya bidik. Hampir setahun berselang, tak ada kabar sama sekali. Padahal, saking pedenya, cerpen ini sudah saya simpan di draf blog.

Akhir Januari 2017, saya melihat cerpen Pretty Angelia Wuisan di Gogirl!. Wah, saking kudetnya, saya baru tahu kalau Gogirl! sudah menjadi majalah online. Dengan rasa ingin tahu, saya langsung mengunjungi situsnya dan membaca cerpen-cerpennya. Dan, langsung semangat ingin meninggalkan jejak tulisan di sana. Saya ingat Sansevieria yang tak berkabar. Langsung buka surel, unggah ke laptop, cek lagi, nama Naomi saya ganti menjadi Nomi, mengganti beberapa huruf kecil menjadi huruf besar (untuk sapaan) dan mengikuti semua persyaratan di Gogirl!, lalu kirim. Setelah menanti dua bulan, cerpen ini akhirnya menemukan rumahnya juga.😊 Dengan tampilan sesuai aslinya.

Tidak seperti majalah remaja lain, Gogirl! meminta kontributornya untuk menandatangi surat HAKI dan peesyaratan lainnya. Untuk pemula seperti saya, rada ribet juga. Maka, dengan subjek: genting dan penting, saya segera menghubungi Mas Bambang Irwanto. Leganya, dengan cepat saya menerima balasan berisi tahapan yang harus saya lakukan (Terima kasih, Mas. Sukses untuk cernak-cernak dan kelas menulisnya!🙏). Semua itu memudahkan saya.

Tertarik mengirim tulisan ke Gogirl!? Kunjungi situsnya! Semua persyaratannya ada di sana. 

Selamat membaca tulisan saya! Semoga bisa menginspirasi juga! Dan, selamat menulis! (@analydiap07)

Princess Mononoke (Review Film)

Berawal dari amukan seekor Nago (dewa babi penjaga hutan) yang berubah menjadi monster, Ashitaka, bersama kijang tunggangannya harus meninggalkan desanya menuju daerah barat. Perjalan itu harus ia lakukan atas saran dukun setempat agar bisa memutus kutukan yang diberikan sang Nago. Sebab, saat bertempur melawan Nago, lengan kanan Ashitaka tersentuh oleh babi itu sehingga secara perlahan ia akan mati dengan daging yang membusuk.

Dalam perjalanannya, Ashitaka menolong dua orang pekerja pabrik besi yang jatuh ke sungai karena diserang oleh sekumpulan serigala di bawah pimpinan dewa Moro dan putrinya, San (dikenal dengan nama Princess Mononoke; seorang gadis liar yang mencuri jiwa para serigala).

Dengan bantuan Kodama (Roh Pohon), Ashitaka berhasil keluar dari hutan tersebut. Dua orang yang ia tolong itu adalah anak buah Nona Eboshi. Nona Eboshi inilah yang menyebabkan Nago murka dan membenci manusia sehingga berubah menjadi iblis.

Minggu, 12 Maret 2017

The Cat Returns (Review Film)

Menolong ternyata tak selalu mendatangkan kebaikan. Hal ini terjadi pada Haru Yoshioka. Berawal dari tindakan Haru menolong seekor kucing yang nyaris tertabrak truk. Berbagai kejadian yang tidak ia harapkan harus ia alami.

Dimulai dengan kedatangan rombongan Raja Kucing pada malam hari, mendapati halaman rumahnya penuh dengan tumbuhan rumput ekor kucing dalam waktu semalam, dibuntuti segerombolan kucing saat menuju sekolahnya, mendapati lokernya penuh dengan kado kecil berisi tikus. Semua itu ungkapan terima kasih Raja Kucing karena Haru telah menyelamatakan anaknya, Pangeran Lune, yang nyaris tertabarak truk. Bahkan, sang raja pun menjodohkan Haru dengan anaknya. Tentu saja rencana perjodohan itu membuat Haru bingung. Meskipun sudah menolak, sang raja bersikukuh.

Dalam kebingungan dan kepanikannya, Haru mendengar sebuah suara tanpa wujud yang menyuruhnya mendatangi Kantor Urusan Kucing. Sebagai penunjuk jalan, Haru disuruh mencari seekor kucing putih besar (Muta). Dengan bantuan Muta, Haru dibawa ke suatu tempat dalam dimensi yang berbeda dengan dunia manusia. Dunia untuk makhluk yang memiliki hati sehingga apa pun yang diciptakan manusia dengan segenap hati dan harapan akan memiliki jiwa (hidup) sehingga Baron (patung kucing) dan Toto (patung gagak hitam) yang Haru temui menjadi hidup. Mereka bersedia membantu Haru. Sayangnya, utusan raja menjemput paksa Haru dan membawanya ke kerajaan kucing. Untungnya, Muta berhasil mengikuti.

Senin, 13 Februari 2017

Si Mata Cokelat dan Siang Itu (Majalah Kawanku 23 November 2016)

Cerpen ini dimuat di Majalah Kawanku edisi 23 November 2016
Dari kerimbunan bugenvil ungu yang melindungiku, aku masih bisa melihatnya diam-diam. Mataku selalu enggan berkedip bila melihatnya. Ya, aku sangat merindukannya. Terlalu merindukannya. Jemima memang sosok terdekat dalam hidupku. Enam belas tahun menjadi bagian dari hari-harinya, sulit mengurai ikatan di antara kami.

Dulu, kami selalu berbagi bahu untuk bersandar di saat lelah dan bersedih. Aku dan Jemima tak akan pernah tahan bila tak saling berbicara. Tak butuh waktu lama bagi kami untuk berbaikan bila kami bertengkar atau berselisih. Tidak ada yang memahami Jemima sebaik aku. Walaupun Jemima tidak mengatakan perasaannya padaku, aku selalu tahu. Apa pun suasana hatinya. Begitupun sebaliknya. Saat ini, betapa aku merindukan semua itu.

Seperti biasa, Jemima selalu larut dengan buku di hadapannya sehingga tidak menyadari kehadiranku. Mungkin juga jarak yang terurai di antara kami yang membuatnya. Ada yang lain dan baru kusadari sesaat tadi. Bukan komik yang ia baca, tapi novel. Hei, sejak kapan Mima suka Agatha Christie?! Novel favoritnya cuma Totto-chan karya Tetsuko Kuroyanagi. Karena itu pula dia ingin menjadi penulis cerita anak. Dadaku berdesir karenanya, seiring perasaan hangat yang membungkus hatiku. Dan, kubiarkan kenangan mengambil alih waktu; melemparku ke masa lalu.

--- alp ---

Sabtu, 04 Februari 2017

Tentang "Si Mata Cokelat dan Siang Itu"

Bulan Desember kemarin, saya baca di media sosial bahwa satu lagi majalah remaja harus menghentikan penerbitannya dalam bentuk cetak. Yang bikin saya agak kecewa, majalah itu ternyata Kawanku. Pasalnya, tanggal 30 Oktober tahun lalu, saya mengirim satu cerpen saya ke sana. Batin saya, waduh, belum sempat meninggalkan jejak tulisan di sana kok keburu tewas. Saat itu, saya berharap tulisan saya bisa dimuat, tapi juga pasrah karena tanggal 21 Desember 2016 adalah edisi terakhirnya. Setelah tanggal tersebut berlalu dan tak ada konfirmasi tulisan saya akan dimuat, ya sudahlah, saya tidak memikirkannya lagi.

Tanggal 4 Januari 2017, sebuah surel saya terima. Begitu tahu dari Kawanku, saya langsung teriak senang. Ternyata cerpen saya dimuat di sana. Kawanku meminta kelengkapan data untuk pengiriman honor. Ada enam alamat surel yang berbeda. Saya di urutan kelima. Kemungkinan–tebakan saya, lho–cerpen saya dimuat di edisi terakhir (edisi 26). Ternyata, saya salah (untung ada Mbak Triani Retno yang bisa saya tanyai, terima kasih, Mbak!). Rasanya, seneeeeeeng banget! Harapan saya untuk memenuhi sidebar blog dengan sampul majalah yang memuat tulisan saya terpenuhi (soalnya, saya enggak punya buku yang bisa dipajang, hiks #abaikan). Saya sudah berusaha mencari majalahnya ke Gramedia. Sayang, tidak berhasil. Sampai sekarang tidak tahu dimuat di edisi mana.

Selasa, 10 Januari 2017

Kiki's Delivery Service (Review Film)

Satu lagi karya sutradara Hayao Miyazaki yang diadaptasi dari novel Majo no Takkyubin karya Eiko Kadono. Film yang diproduksi oleh Studio Ghibli ini rilis pada Juli 1989. Sampai sekarang, film animasi yang diproduksi lebih dari dua puluh tahun lalu ini masih tetap dicari dan ditonton penikmat film (termasuk saya ☺).

Kiki’s Delivery Service bercerita tentang seorang gadis penyihir bernama Kiki yang begitu bersemangat saat memutuskan meninggalkan rumah dan orang tuanya–sebulan lebih cepat dari yang telah direncanakan–untuk belajar hidup mandiri.

Sudah menjadi tradisi sejak lama–dalam keluarga penyihir–saat seorang gadis menginjak usia 13 tahun, wajib meninggalkan rumah dan orang tuanya. Dia harus mencari tempat tinggal baru dan menetap di sana serta bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dengan menggunakan sapu terbang tua pemberian ibunya, Kiki memulai perjalanannya. Bersama dengan Jiji, seekor kucing hitam yang dapat berbicara, Kiki tiba di sebuah kota bernama Koriko. Dengan bantuan Osono–seorang pemilik toko roti Gutiokipan–dan suaminya, Kiki memutuskan untuk menetap di sana dan memulai kehidupan barunya. Karena keahlian Kiki hanya terbang, Kiki memutuskan untuk membuka jasa pengiriman (kurir).

Selasa, 03 Januari 2017

Cerita di Balik "Minka dan Buah Atap"

Ide cerita ini melintas begitu saja di kepala saya. Mungkin juga karena sebuah kebiasaan. Ya, kebiasaan membuat manisan buah atap ini selalu saya lakukan dua kali dalam sebulan. Karena itu, jalan ceritanya sudah menempel di kepala saya. Hanya tinggal saya wujudkan dalam bentuk tulisan saja. (Senangnya kalau ide datang tak diundang seperti ini)☺

Berhubung Mama saya sudah memasuki masa lansia, akhir-akhir ini sering mengeluh karena merasakan ngilu dan sakit pada tulang dan sendinya. Seorang teman Mama di komunitas lansia menyarankan Mama saya untuk mengonsumsi buah atap sebagai camilan (kudapan). Cukup lima belas buah sehari. Meskipun usia teman Mama saya sudah lewat 70 tahun, tetapi beliau tak pernah merasakan dan mengeluhkan tulang serta sendinya. Masih kuat melakukan perjalanan jauh dan melakukan aktivitasnya sehari-hari. Sedangkan Mama saya sudah mulai menggunakan tongkat agar bisa membantu aktivitasnya sehari-hari. Terutama pada momen-momen tertentu atau acara khusus yang mengharuskan Mama saya hadir (Mama saya anak tertua).