Minggu, 30 April 2017

Sansevieria (Gogirl! 15 April 2017)

Cerpen ini dimuat di Gogirl!Magz.com edisi 15 April 2017
Vanya tidak pernah mengerti, apa rencana Tuhan? Merenggut Papa, lalu menghadirkan sosok lain dalam kehidupan mereka.

Tiga tahun sudah, Vanya tak pernah bisa sehari pun menepis kenangan tentang Papa dan kerinduannya yang tak pernah berhenti menghadirkan duka pada setiap helai bulu mata. Perasaan yang kerap membuatnya ciut.

Tak bisa ia pungkiri, bagaimana kepergian Papa telah mengubah hidupnya. Sampai kini, ia masih sulit menerima kenyataan itu. Setelah hari itu, semua tidak sama lagi. Seperti langit tersaput awan kelabu. Begitu sunyi dan muram. Mama yang memilih membenamkan hari-harinya dengan pekerjaan kantor. Mama yang berubah menjadi ibu yang hemat bicara. Sedang ia sendiri, masih belum bisa menerima kehilangan orang terkasih dalam hidupnya. Masih meratapi kesedihan dan menjaga luka di hatinya.

"Ketika kamu kehilangan orang yang kamu cintai, dia tidak benar-benar meninggalkanmu. Dia hanya pindah ke tempat khusus di hatimu."

"Aku tidak ingin Papa ada di hatiku, Ma. Aku menginginkan Papa ada di sini, bersama kita." Vanya menangkis kata-kata Mama dengan suara serak menahan tangis.

Senin, 24 April 2017

Sansevieria dan Cerita yang Menginspirasinya

Sansevieria, mungkin merupakan sebuah tantangan buat saya. Cerpen ini lahir karena ada cerita yang menginspirasinya. Ya, saya ingin sekali bisa menulis fiksi tentang cinta dan keluarga, dalam hal ini tentang kedekatan seorang anak dengan ayahnya. Tema yang biasa dan sederhana, ‘kan? Namun, saya memasukkan media lain yang membuat hubungan mereka menjadi istimewa, yaitu tumbuhan. Keinginan itu timbul karena beberapa cerpen Mbak Utami Panca Dewi sukses menarik perhatian saya. Mbak yang sukses menjuarai beberapa lomba menulis ini memasukkan pohon Timoho, kelapa, jambu Dersono serta mangga Gedong dalam cerita-ceritanya (kayaknya Mbak Utami punya perkebunan deh 😜😍). Namun, pengetahuan saya mengenai tanaman benar-benar minim. Di rumah cuma ada tanaman hias dan mayoritas berdaun hijau (tak ada jenis bunga-bungaan sama sekali!). Apalagi pohon-pohon yang besar.

Dari sekian tumbuhan itu, lidah mertua-lah yang paling banyak saya tanam. Ada beberapa jenis dan bentuk. Dan, lidah mertua inilah yang menguasai setiap sudut ruang. Kecintaan saya pada tanaman hias ini semakin besar karena tanaman ini selalu ada dalam setiap drama Korea yang saya tonton (saya tergila-gila dengan drakor 😉😋).

Dari halaman depan rumah, teras depan, ruang tamu, ruang tengah, dapur, kamar mandi bawah, tangga menuju ruang atas (zona asap rokok), ada tanaman ini. Dari situ, muncullah ide untuk membuat cerpen remaja tentang lidah mertua. Cukup lama juga sih proses mencari ide ceritanya serta akan saya tulis seperti apa. Poin-poin cerita sudah ada dan sudah saya tulis di buku, tapi tidak langsung saya kerjakan. Satu hal lagi semakin meyakinkan saya, apa yang kita sukai dan kuasai memudahkan kita menuangkannya dalam bentuk tulisan. Seperti sansevieria ini! Saat cerpen ini selesai, segera saya kirim ke media (karena berbagai hal, cerpen ini butuh waktu setengah bulan untuk bisa menjadi cerita utuh) yang sudah saya bidik. Hampir setahun berselang, tak ada kabar sama sekali. Padahal, saking pedenya, cerpen ini sudah saya simpan di draf blog.

Akhir Januari 2017, saya melihat cerpen Pretty Angelia Wuisan di Gogirl!. Wah, saking kudetnya, saya baru tahu kalau Gogirl! sudah menjadi majalah online. Dengan rasa ingin tahu, saya langsung mengunjungi situsnya dan membaca cerpen-cerpennya. Dan, langsung semangat ingin meninggalkan jejak tulisan di sana. Saya ingat Sansevieria yang tak berkabar. Langsung buka surel, unggah ke laptop, cek lagi, nama Naomi saya ganti menjadi Nomi, mengganti beberapa huruf kecil menjadi huruf besar (untuk sapaan) dan mengikuti semua persyaratan di Gogirl!, lalu kirim. Setelah menanti dua bulan, cerpen ini akhirnya menemukan rumahnya juga.😊 Dengan tampilan sesuai aslinya.

Tidak seperti majalah remaja lain, Gogirl! meminta kontributornya untuk menandatangi surat HAKI dan peesyaratan lainnya. Untuk pemula seperti saya, rada ribet juga. Maka, dengan subjek: genting dan penting, saya segera menghubungi Mas Bambang Irwanto. Leganya, dengan cepat saya menerima balasan berisi tahapan yang harus saya lakukan (Terima kasih, Mas. Sukses untuk cernak-cernak dan kelas menulisnya!🙏). Semua itu memudahkan saya.

Tertarik mengirim tulisan ke Gogirl!? Kunjungi situsnya! Semua persyaratannya ada di sana. 

Selamat membaca tulisan saya! Semoga bisa menginspirasi juga! Dan, selamat menulis! (@analydiap07)

Princess Mononoke (Review Film)

Berawal dari amukan seekor Nago (dewa babi penjaga hutan) yang berubah menjadi monster, Ashitaka, bersama kijang tunggangannya harus meninggalkan desanya menuju daerah barat. Perjalan itu harus ia lakukan atas saran dukun setempat agar bisa memutus kutukan yang diberikan sang Nago. Sebab, saat bertempur melawan Nago, lengan kanan Ashitaka tersentuh oleh babi itu sehingga secara perlahan ia akan mati dengan daging yang membusuk.

Dalam perjalanannya, Ashitaka menolong dua orang pekerja pabrik besi yang jatuh ke sungai karena diserang oleh sekumpulan serigala di bawah pimpinan dewa Moro dan putrinya, San (dikenal dengan nama Princess Mononoke; seorang gadis liar yang mencuri jiwa para serigala).

Dengan bantuan Kodama (Roh Pohon), Ashitaka berhasil keluar dari hutan tersebut. Dua orang yang ia tolong itu adalah anak buah Nona Eboshi. Nona Eboshi inilah yang menyebabkan Nago murka dan membenci manusia sehingga berubah menjadi iblis.