Kamis, 19 Mei 2016

Perempuan di Tempat Gelap (Taman Fiksi Edisi 12 / April 2016)

Taman Fiksi 

Seharusnya kulepas saja. Sejak awal, ia tidak menyembunyikan statusnya sebagai suami dengan dua anak. Bukankah itu sebuah alarm peringatan agar aku segera menyingkir dari kehidupannya? Namun, kubiarkan sel-sel di tubuhku kocar-kacir saat bersamanya. Aku tidak mampu mengendalikan perasaanku untuk berhenti dan berharap menjadi perempuan yang menarik untuknya. Keinginan liar yang seharusnya tidak kubiarkan tumbuh dan berakar kuat di hatiku.

Dua gelas lemon tea tersaji di depan kami. Dia terlihat begitu tenang, duduk tepat di hadapanku. Matanya teduh dengan sepasang alis tebal yang tumbuh berjauhan; pertanda bahwa jodohnya orang jauh; bukan dengan kerabat dekatnya, batinku sibuk menyesalkan keputusannya menerima saja dijodohkan. Mungkin dia akan lebih bahagia dan tak akan mengalami situasi seperti saat ini. Melakukan pertemuan diam-diam di belakang lelaki yang punya peran besar dalam kehidupan kami. Seakan ada dorongan kuat yang membuatku menatapnya dengan berani untuk kemudian sibuk menilai dan membandingkan dirinya denganku.