Selasa, 26 Februari 2019

Layak Diketahui, 5 Hal Menarik di Balik Filosofi Seribu Bangau Kertas (IDN Times)


IDN TIMES

Tentang harapan, kesetiaan, kemakmuran, dan perdamaian
Mungkin kamu pernah mendengar atau membaca cerita yang berkaitan dengan sebuah legenda yang sangat fenomenal di Jepang. Mungkin juga di seluruh dunia sudah tahu tentang hal ini. Tradisi melipat seribu bangau kertas atau lebih dikenal dengan nama Senbazuru. Di Jepang tradisi melipat seribu bagau kertas ini sudah menjadi suatu kepercayaan.
Ketika seseorang ingin permohonannya terkabul, ia harus melipat seribu kertas menjadi berbentuk bangau (tsuru), lalu merangkainya dengan seutas benang. Rangkaian seribu bangau kertas itu kemudian digantung di rumah dengan harapan satu permohonan yang diucapkannya akan terkabul. Ternyata, ada cerita menarik lainnya di  di balik filosofi seribu bangau kertas ini.

1. Harapan akan membawa keberuntungan

Seni melipat kertas atau kain berbentuk empat persegi yang berasal dari Jepang ini dikenal dengan nama origami. Tradisi melipat seribu origami menjadi berbentuk bangau sudah dikenal lama dalam tradisi rakyat Jepang. Rakyat Jepang percaya bahwa dengan melipat seribu bangau kertas dan merangkainya dengan seutas benang, lalu menggantungnya di rumah mereka akan mendatangkan keberuntungan. Bahkan, rakyat Jepang menganggap seribu bangau kertas itu sebagai jimat keberuntungan.

2. Mengapa bangau yang menjadi simbol?

Dalam masyarakat Jepang, bangau dikenal sebagai makhluk suci yang dapat hidup hingga ribuan tahun. Karena itulah, salah satu permohonan yang kerap mereka ucapkan adalah agar diberi umur panjang dan kesembuhan dari penyakit yang diderita.
Alasan lainnya yang menjadikan bangau sebagai simbol karena rakyat Jepang mengenal burung bangau (tsuru) sebagai hewan yang sangat setia pada pasangannya. Karena itu pula rakyat Jepang menjadikan bangau sebagai lambang cinta dan kesetiaan.

3. Berhubungan dengan kebahagiaan dan kemakmuran

Selain dipercaya sebagai jimat keberuntungan, melipat seribu bangau kerta ini pun kerap dihubungkan dengan kebahagiaan dan kemakmuran. Dalam tradisi pernikahan di Jepang,  pihak ayah akan memberikan kado pernikahan berupa seribu bangau kertas kepada anak dan menantunya. Pemberian kado itu sebagai bentuk pengharapan sang ayah agar pernikahan anak dan menantunya berbahagia, makmur, dan tentu saja langgeng.
Hal ini berlaku juga pada seorang bayi yang baru lahir. Pemberian seribu bangau kertas menjadi kado spesial yang sangat diharapkan orang tua bayi tersebut. Sebab, kado seribu bangau kertas itu melambangkan keberuntungan dan umur panjang bagi sang bayi.

4. Menjadi simbol perdamaian dunia

Menariknya, legenda seribu bangau kertas ini pun tidak hanya dikenal oleh masyarakat Jepang saja, bahkan sampai mendunia. Hal ini berkaitan dengan kisah yang menimpa seorang gadis Jepang bernama Sadako Sasaki yang meninggal dunia karena penyakit leukemia yang dideritanya. Penyakit yang ia derita akibat dari pancaran radiasi ledakan bom Hiroshima saat perang Dunia II. Saat itu Sadako masih berusia dua tahun.
Selama menjalani perawatan dan pengobatan di rumah sakit itulah Sadako berusaha melipat seribu bangau kertas dengan harapan memperoleh kesembuhan. Sayang, harapannya tidak terwujud. Sadako meninggal pada usia dua belas tahun. Untuk mengenangnya, dibuatlah patung Sadako dengan burung bangau emas di tangannya dan dipajang di Taman Monumen Perdamaian Hiroshima. Sebagai bentuk dedikasi kepadanya, rakyat Jepang pun menetapkan tanggal 6 Agustus sebagai Hari Perdamaian.

5. Ada dua versi cerita berbeda tentang Sadako Sasaki

Dalam versi pertama dari cerita Sadako ini ia tidak berhasil menyelesaikan seribu bangau kertasnya karena ajal keburu menjemputnya.  Hanya 644 bangau kertas saja yang mampu ia selesaikan, tetapi teman-temannyalah yang membantu menyelesaikannya hingga genap seribu. Namun, versi yang lain mengatakan bahwa Sadako berhasil melipat seribu bangau kertas itu hingga genap seribu.
Apa pun filosofi yang terkandung dalam cerita ini, selalu ada nilai kebaikan di dalamnya. Tentang harapan, perjuangan dan keteguhan hati untuk mencapainya. Setiap tempat pasti memiliki tradisinya masing-masing. Yang pasti, apa pun permohonan dan harapanmu, Tuhan tahu yang terbaik buatmu. (@analydiap)

Baca Juga: 5 Tips agar Kritikanmu Tepat Sasaran


Sumber gambar: Pixabay/Drewmark
25/02/19

2 komentar:

  1. Selamat pagi Om Ban.😆
    Terima kasih sudah mampir, baca, dan menyapa. Kabarku baik-baik saja. Selalu. Amin.😇

    Menulis lagi dong, Om. Oya, ada salam dari Dasamuka wkwkwk.😉 Eh, maksudnya Bang Textratis. Sekutu Abang di Pm. Bhaks, masa lalu yang sudah berlalu. Ayo, kita seru-seruan lagi dengan karya tulis. 😄😆

    BalasHapus