Minggu, 24 Januari 2016

Howl's Moving Castle (Review Film)

Howl’s Moving Castle (Howl’s no Ugoku Shiro) adalah film fantasi animasi Studio Ghibli yang dirilis pada tahun 2004 dengan mengambil latar belakang masa peperangan. Film ini diadaptasi dari buku dengan judul yang sama, karya penulis Inggris, Diana Wynne Jones (buku ini telah dicetak dan diterbitkan oleh GPU pada tahun 2009). Sedangkan sutradaranya dipercayakan pada Hayao Miyazaki.

Karena beberapa alur pada buku ini ada yang diubah dan dihilangkan, alhasil antara buku dan film terdapat banyak perbedaan. Namun, ceritanya tetap berpusat pada petualangan Sophie saat ia dikutuk menjadi wanita tua. Seperti biasa, Studio Ghibli selalu memanjakan mata penontonnya dengan gambar yang indah, hidup, karakter-karakter tokohnya yang unik, serta balutan tema mistik dan magis yang kerap mewarnai film-filmnya.

Sophie (18 tahun) adalah gadis pembuat sekaligus pemilik toko topi peninggalan ayahnya. Dalam perjalanan menemui adiknya, Lettie, ia terlibat dalam perseteruan antara Howl dan Penyihir dari Pembuangan. Karena itu, Penyihir dari Pembuangan mengutuknya menjadi nenek-nenek. Malangnya, ia tidak boleh menceritakan kutukan yang menimpanya kepada siapa pun sehingga Sophie memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Dari situlah petualangan Sophie dimulai.

Dengan bantuan orang-orangan sawah sebagai penunjuk jalan (Sophie menyebutnya Turnip Head), Sophie sampai di sebuah kastil bergerak milik seorang penyihir tampan bernama Howl (terkenal sebagai penyihir tampan yang senang memakan jantung gadis-gadis cantik). Menyadari dirinya tidak cantik dan juga tua, Sophie memutuskan untuk tinggal di sana–setelah membuat kesepakatan dengan Calcifer (iblis api) yang menggerakkan kastil–ia diberi tugas sebagai wanita pembersih.

Hari pertama Sophie tinggal di sana, Howl mendapat undangan dari raja. Howl yang sangat membenci adanya perang, tahu maksud undangan itu dan mengutus Sophie untuk memenuhinya. Dengan menyamar sebagai Ny. Pendragon–ibu Howl–Sophie bersedia memenuhi permintaan Howl. Ternyata, Penyihir dari Pembuangan pun mendapat undangan juga. Mereka dipertemukan dengan Madam Suliman, Yang Mulia Kepala Penyihir.


Dari Madam Suliman, Sophie menjadi tahu bahwa Howl adalah penyihir sangat berbakat yang diambil sebagai murid terakhirnya. Howl dipersiapkan Madam Suliman untuk menggantikannya. Namun, sejak jantungnya dicuri iblis, Howl tidak pernah kembali untuk menyelesaikan pelajarannya di Akademi Penyihir Kerajaan. Howl berubah menjadi seorang pembangkang dan menggunakan kekuatan sihirnya yang hebat itu untuk kesenangannya sendiri.

Howl tidak mau bergabung dengan penyihir kerajaan untuk berperang demi negerinya. Madam Suliman takut Howl akan seperti Penyihir dari Pembuangan, yang terjatuh dalam gengaman iblis keserakahan sehingga memakan tubuh dan jiwanya. Karena itulah, Madam Suliman menghilangkan kakuatan sihirnya dan mengembalikan wujud aslinya, seorang wanita tua.

Untuk orang yang tidak memiliki jantung, Howl terlalu hebat dan sangat berbahaya. Madam Suliman meminta Sophie untuk membujuk Howl agar melapor dan bersumpah melayani kerajaan. Madam Suliman berjanji akan menunjukkan pada Howl bagaimana caranya supaya terbebas dari iblis. Namun, Sophie menolaknya.

Howl yang menyamar sebagai raja datang, mereka melarikan diri dari Madam Suliman. Penyihir dari pembuangan dan Heen, anjing Madam Suliman pun ikut dengan mereka. Sejak itu, kaki tangan Madam Suliman terus mencari mereka. Namun, Calcifer membuat keberadaan mereka tidak mudah diketemukan.

Melalui ibu Sophie, Madam Suliman mengirim serangga pengintip agar bisa menemukan Howl. Penyihir dari Pembuangan memberikan serangga pengintip itu pada Calcifer, membuat Calcifer menjadi lemah. Menyadari orang yang ia kasihi dalam bahaya, Howl memutuskan untuk turut ambil bagian dalam peperangan. Cerita selanjutnya ...? Tonton saja filmnya!


Bagaimana nasib Howl di medan peperangan? Siapakah yang mencuri jantung Howl? Bagaimana usaha Sophie untuk menyelamatkan Howl? Siapa pula Turnip Head itu? Mengapa Heen memilih ikut Sophie? Apakah Penyihir Pembuangan berhasil mendapatkan keinginannya untuk memiliki jantung Howl? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam film ini. Jadi, tonton saja filmnya!

Film ini menunjukkan pada kita tentang kekuatan hati; kekuatan mengasihi. Saat kita mengasihi siapa pun itu, kita akan melakukan apa pun demi kebaikan orang yang kita kasihi. Dalam film ini Sophie melakukannya untuk Howl begitupun Howl. Hebatnya lagi, Sophie bisa mengasihi orang yang telah mengutuknya menjadi wanita tua. Orang yang seharusnya menjadi musuhnya. Karena sifatnya inilah orang-orang yang berada di sekitarnya pun menyayangi dia. Film ini berakhir dengan manis. Ada twist di akhir cerita.

Karakter unik yang saya sukai di film ini adalah Calcifer (kok, ada, ya iblis yang suka makan kulit telur dan sisa makanan? :D). Meskipun Calcifer itu iblis api yang luar biasa, tetapi ia juga suka akan pujian dan suka mengeluh. Ekspresi dia saat mendapat pujian, membuat saya terkesima. Sedangkan Howl? Aduh, Howl ini rada-rada lebay! Sebagai penyihir muda yang tampan dan hebat, aneh juga sampai frustrasi hanya karena rambutnya berubah warna sampai tanpa ia sadari memanggil roh kegelapan. Alasannya pun tidak masuk akal! Howl takut tidak tampan lagi!!! Saya juga suka OST di akhir film ini yang mengalun syahdu. ^_^

Howl’s Moving Castle pun tercatat sebagai film terlaris dalam sejarah perfilman Jepang. Bahkan, masuk dalam nominasi Academy Award. Hayao Miyazaki gitu, lho! Aneh saja kalau filmnya tidak mendapat apresiasi. πŸ’™πŸ’™πŸ’™ (@analydiap07)

17 komentar:

  1. Wah memang film Hayao Miyazaki the best semua! ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, terima kasih sudah berkunjung. Hayao Miyazaki memang yang terbaik. Maaf, baru bisa balas.^_^

      Hapus
  2. Serius loh, aku nonton ini nggak paham. Aku bingung sama alurnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nonton lagi saja, pasti deh enggak bakalan bingung lagi. πŸ˜‰πŸ˜

      Hapus
    2. Nonton ini karna suka sama Spirited Away dan ost nya yg bagus. Tp begitu makin ke ending, kok makin nyebelin. Bingung banget, ga ada yg jelas satupun, satupunnn. Si Howl yg lebay dan penuh rahasia, si Sophie yg malah kayak cewek kegatelan banyak tingkah, si nenek tua yg nyebelin, api yg ntah darimana, orang2an sawah yg ternyata pangeran, anak kecil ntah siapa, dan Suliman yg tiba2 ngeakhiri perang. Seriusan, anehhhh bangetttt. Jauh dibandingkan Spirited Away.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Wah, pencinta film Ghibli juga, ya?😁

      Terima kasih sudah berkunjung.πŸ”₯

      Hapus
  4. Awalnya nonton karena denger "merry go round" nya joe hisashi pas dicari tau ternyata bgm Howl's Moving Castle. Worth it bgt sih bersyukur aku nonton ini😭😭✨

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga suka dengar suara pianonya.❤️❤️

      Hapus
    2. kak, jadi sophie ini kutukannya udah hilangkah di ending?? Apakah howl emg dari awal melihat wujudnya sophie sebagai wanita tua atau gadis?

      Hapus
    3. Wah, kalau dikasih tahu enggak seru. Tonton saja lagi, Kak. Aku kalau nonton film-film Ghibli enggak cukup sekali loh. πŸ˜‰πŸ˜Š

      Hapus
  5. awal nya aku kira film ini bakal ada cihiro&haku (spirited away) waktu besar. karna penasaran aku coba liat film nya. jujur aja, film nya bagus bangetπŸ˜† walaupun g ada haku&cihiro (spirited away)πŸ€“. aku tau ada cihiro&haku (spirited away) dari komentar tiktok. cuz langsung ku tontonπŸ˜…

    BalasHapus
    Balasan
    1. Film-film studio Ghibli memang benar-benar bikin kita jatuh cinta. Spirited Away adalah film pertama Ghibli yang aku tonton dan bikin aku ketagihan nonton yang lainnya.😍

      Hapus
    2. Sama lho sprited away adalah anime Ghibli pertama yang saya tonton

      Hapus
    3. Tos kita. Tonton juga film yang lainnya, ya? Seru dan menarik kok.😊

      Hapus
  6. Aku bener² kayak planga-plongo banget pas filmnya selesai. gak ngerti deh 😭 pas di awal² tuh seru, tapi aku mulai bingung pas Sophie lagi di dalem goa yang ada di kamarnya Howl. dari situ aku ga paham :')
    apa emang harus nonton lagi ya biar paham?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiknya nonton saja lagi deh. Aku kalau nonton enggak cukup sekali.πŸ˜‰ *Eh, kayaknya sudah nonton ulang, ya? Soalnya, aku baru buka surel ini. Maaf, ya? πŸ™

      Hapus