Jumat, 18 Mei 2018

Mantan, Aku Bahagia Tanpamu

Balas dendam yang terbaik adalah saat kamu memiliki kesempatan itu, tapi tidak melakukan pembalasan  itu
Siapa yang saat ini lagi benci banget sama mantan? Mengalami rasanya disakiti dan diselingkuhi oleh mantan? Dibohongi, diduakan, diberi harapan palsu, tetapi lebih seringnya kamu enggak dianggap? Ya, kamu adalah kekasihnya, tetapi kamu hanya orang lain baginya. Duh duh duh, rasa sakitnya itu menusuk sampai ke ulu hati. Wajar kalau kamu teramat membenci mantan terindahmu itu.

Benci? Iya, benci! Ayo, ngaku! Siapa yang tidak meradang, emosi sampai ke kepala saking nafsunya ingin membalas semua perlakuan mantan selama ini yang sudah menyakitimu? Meninggalkan jejak luka yang teramat dalam di hatimu. Semakin mengingatnya, semakin membuat emosimu tersulut. Bahkan, beberapa temanku yang merasakan dampak dari penghianatan/perselingkuhan mantan mereka, pernah sampai melakukan hal nekat yang bikin aku geleng-geleng kepala, tapi juga tertawa bahagia. Ikut senang karena bisa melihat wajah temanku terlihat puas.

Di antara semua yang baca tulisanku ini, pasti ada yang merasakan bagaimana rasanya ditinggal pacar yang kini sudah jadi mantan? Rasanya, dunia begitu muram dan tak bersahabat lagi denganmu. Ke mana pun kamu melangkah, hanya ada wajah mantan dan penghianatan yang dia lakukan padamu. Setiap menghela napas, seluruh udara seakan tercemar oleh bayangan mantan yang menari-nari bahagia dengan kekasih barunya di depan matamu. Melihat mantan jalan berdua kekasih barunya, rasanya kamu ingin berlari ke arah mereka dan menyiram wajah mereka dengan air keras. Wkwkwk, sampai segitunya, ya? Pengalaman?

Nah, yang mau aku ceritakan ini adalah salah seorang temanku. Aku sempat dia bikin kesal saat temanku yang cukup dekat–boleh dibilang kami adalah sahabat dan teman jalan ke mana saja–pokoknya dia teman dalam melakukan hal seru-seruan saat kami bersama. Gara-gara dicurangi kekasihnya, dia berubah drastis jadi pendiam, pemurung dan kerjanya mengurung diri di kamar sambil memandang langit-langit kamarnya diiringi lagu-lagu galau patah hati. Aduh, saking kesalnya, aku kerap melempar dia dengan bantal atau menggoda dan menceritakan hal-hal lucu yang kuharap bisa membuat dia tersenyum (bukankah sahabat yang baik adalah sahabat yang ada saat sahabatmu dalam keadaan susah, bukan saat senang saja).

Yang lebih dahsyat lagi, seorang temanku saking sakit hati dan berangnya (aku melihat ada tanduk di kepalanya) dengan mantan, meneror akun medsos sang mantan dengan komentar- komentar pedas dan menjelekkan. Pokoknya, apa pun dia lakukan agar mantan merasakan penderitaan yang dia rasakan. Jika perlu, mantan harus merasakan yang lebih sakit darinya. Dia akan tertawa puas melihat mantan belingsatan serta merasakan ketidaktenangan dalam hidupnya. Kamu melakukan hal ini juga, ‘kan? Berharap mantan menderita dan menyesal karena telah meninggalkanmu.

Akan tetapi, apakah semua tindakan yang kamu lakukan atas nama balas dendam itu membuatmu merasa puas, bahagia dan merasa jauh lebih baik? Yakin, kamu merasa senang setelah menebar kebencian? Serius, kamu merasa hidupmu jauh lebih nyaman dan tenang berhasil membuat hidup mantan tidak tenang? Jujur, apakah kamu merasa lega dan lebih baik telah melakukan tindakan tidak menyenangkan itu pada mantanmu? Ayo, selidiki hatimu.

Bisa jadi kamu merasa menyesal, sedih dan malu karena tindakan bodohmu ini karena sukses menyebar dan menimbun kebencian. Setelah kamu pikir lagi, apa yang kamu lakukan itu terlihat konyol dan menyedihkan, bahkan semakin melukai perasaanmu. Mulai sekarang, selalu tanamkan di benakmu bahwa balas dendam terbaik adalah saat kamu punya kesempatan, tapi kamu tidak melakukan pembalasan itu.

Duh duh duh, lalu apa yang seharusnya kamu lakukan? Mau tahu? Benar mau tahu atau jangan-jangan kamu sudah tahu, tetapi emosi atau keinginan untuk membalas dendam telah mendominasi hatimu. Mengaburkan pikiranmu dan menaruh akal sehatmu di tempat gelap. Sederhana, kok, sibukkan dirimu, lakukan sesuatu yang menyenangkan dan membuatmu bahagia. Boleh saja kamu bersedih dan menangis berhari-hari, bahkan sambil guling-guling di lantai sekalipun, bila itu melegakan perasaanmu. Setelah itu, lakukan sesuatu yang menyenangkan hatimu. Sesuatu yang bisa mengubah kesedihan dan keterpurukanmu menjadi kebahagiaan.

Tunjukkan pada mantan bahwa tanpa kehadirannya, hidupmu selalu baik-baik saja. Selalu bahagia. Tanpa dia hidupmu jauh lebih baik. Bisa jadi, mantan menyesal telah meniggalkanmu. Ingat bahwa menunjukkan pada mantan kalau kamu bahagia setelah kepergiaanya adalah bentuk dari balas dendam yang terbaik. Kamu bisa bilang, "Maaf mantan, di hatiku sudah tidak ada sosokmu lagi."(alp)


Sumber gambar: Pixabay