Senin, 24 April 2017

Sansevieria dan Cerita yang Menginspirasinya

Sansevieria, mungkin merupakan sebuah tantangan buat saya. Cerpen ini lahir karena ada cerita yang menginspirasinya. Ya, saya ingin sekali bisa menulis fiksi tentang cinta dan keluarga, dalam hal ini tentang kedekatan seorang anak dengan ayahnya. Tema yang biasa dan sederhana, ‘kan? Namun, saya memasukkan media lain yang membuat hubungan mereka menjadi istimewa, yaitu tumbuhan. Keinginan itu timbul karena beberapa cerpen Mbak Utami Panca Dewi sukses menarik perhatian saya. Mbak yang sukses menjuarai beberapa lomba menulis ini memasukkan pohon Timoho, kelapa, jambu Dersono serta mangga Gedong dalam cerita-ceritanya (kayaknya Mbak Utami punya perkebunan deh 😜😍). Namun, pengetahuan saya mengenai tanaman benar-benar minim. Di rumah cuma ada tanaman hias dan mayoritas berdaun hijau (tak ada jenis bunga-bungaan sama sekali!). Apalagi pohon-pohon yang besar.

Dari sekian tumbuhan itu, lidah mertua-lah yang paling banyak saya tanam. Ada beberapa jenis dan bentuk. Dan, lidah mertua inilah yang menguasai setiap sudut ruang. Kecintaan saya pada tanaman hias ini semakin besar karena tanaman ini selalu ada dalam setiap drama Korea yang saya tonton (saya tergila-gila dengan drakor 😉😋).

Dari halaman depan rumah, teras depan, ruang tamu, ruang tengah, dapur, kamar mandi bawah, tangga menuju ruang atas (zona asap rokok), ada tanaman ini. Dari situ, muncullah ide untuk membuat cerpen remaja tentang lidah mertua. Cukup lama juga sih proses mencari ide ceritanya serta akan saya tulis seperti apa. Poin-poin cerita sudah ada dan sudah saya tulis di buku, tapi tidak langsung saya kerjakan. Satu hal lagi semakin meyakinkan saya, apa yang kita sukai dan kuasai memudahkan kita menuangkannya dalam bentuk tulisan. Seperti sansevieria ini! Saat cerpen ini selesai, segera saya kirim ke media (karena berbagai hal, cerpen ini butuh waktu setengah bulan untuk bisa menjadi cerita utuh) yang sudah saya bidik. Hampir setahun berselang, tak ada kabar sama sekali. Padahal, saking pedenya, cerpen ini sudah saya simpan di draf blog.

Akhir Januari 2017, saya melihat cerpen Pretty Angelia Wuisan di Gogirl!. Wah, saking kudetnya, saya baru tahu kalau Gogirl! sudah menjadi majalah online. Dengan rasa ingin tahu, saya langsung mengunjungi situsnya dan membaca cerpen-cerpennya. Dan, langsung semangat ingin meninggalkan jejak tulisan di sana. Saya ingat Sansevieria yang tak berkabar. Langsung buka surel, unggah ke laptop, cek lagi, nama Naomi saya ganti menjadi Nomi, mengganti beberapa huruf kecil menjadi huruf besar (untuk sapaan) dan mengikuti semua persyaratan di Gogirl!, lalu kirim. Setelah menanti dua bulan, cerpen ini akhirnya menemukan rumahnya juga.😊 Dengan tampilan sesuai aslinya.

Tidak seperti majalah remaja lain, Gogirl! meminta kontributornya untuk menandatangi surat HAKI dan peesyaratan lainnya. Untuk pemula seperti saya, rada ribet juga. Maka, dengan subjek: genting dan penting, saya segera menghubungi Mas Bambang Irwanto. Leganya, dengan cepat saya menerima balasan berisi tahapan yang harus saya lakukan (Terima kasih, Mas. Sukses untuk cernak-cernak dan kelas menulisnya!🙏). Semua itu memudahkan saya.

Tertarik mengirim tulisan ke Gogirl!? Kunjungi situsnya! Semua persyaratannya ada di sana. 

Selamat membaca tulisan saya! Semoga bisa menginspirasi juga! Dan, selamat menulis! (@analydiap07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar