Senin, 24 April 2017

Princess Mononoke (Review Film)

Berawal dari amukan seekor Nago (dewa babi penjaga hutan) yang berubah menjadi monster, Ashitaka, bersama kijang tunggangannya harus meninggalkan desanya menuju daerah barat. Perjalan itu harus ia lakukan atas saran dukun setempat agar bisa memutus kutukan yang diberikan sang Nago. Sebab, saat bertempur melawan Nago, lengan kanan Ashitaka tersentuh oleh babi itu sehingga secara perlahan ia akan mati dengan daging yang membusuk.

Dalam perjalanannya, Ashitaka menolong dua orang pekerja pabrik besi yang jatuh ke sungai karena diserang oleh sekumpulan serigala di bawah pimpinan dewa Moro dan putrinya, San (dikenal dengan nama Princess Mononoke; seorang gadis liar yang mencuri jiwa para serigala).

Dengan bantuan Kodama (Roh Pohon), Ashitaka berhasil keluar dari hutan tersebut. Dua orang yang ia tolong itu adalah anak buah Nona Eboshi. Nona Eboshi inilah yang menyebabkan Nago murka dan membenci manusia sehingga berubah menjadi iblis.

Keserakahan Nona Eboshi (Nona Eboshi punya alasan sendiri melakukan semua itu) untuk menguasai hutan dengan menebangi pohon-pohonnya secara besar-besaran, mengakibatkan keseimbangan alam penghuni hutan itu menjadi terganggu dan rusak. Bersama anak buahnya mereka mengeruk pasir di bawah gunung untuk diolah menjadi besi. Nona Eboshi juga membawa keluar para wanita dari rumah bordil dan mengontraknya menjadi pekerja pabrik besi. Melatih pekerja wanita itu agar mahir menggunakan senjata, agar bisa melawan serangan para babi dan serigala yang marah karena tanahnya mereka rampas serta serangan para samurai yang ingin menguasai pabrik besi mereka. Semua itu membuat Okkoto, dewa babi penjaga hutan dan dewa serigala, Moro beserta San sangat membencinya. Mereka terlibat dalam perseteruan yang memakan banyak korban.

💙💙💙 Hutan Dewa Rusa yang memukau 💙💙💙
Saat San mendatangi pabrik besi dan bertarung dengan Nona Eboshi, Ashitaka berusaha memperingatkan bahwa Nona Eboshi telah menyiapkan jebakan untuknya. Namun, San tidak menggubrisnya. Ashitaka segera memisahkan mereka dan membawa San yang pingsan keluar dari tempat itu dengan luka tembak di tubuhnya. Bukannya berterima kasih, saat siuman, San balik menyerang Ashitaka dan berusaha membunuhnya. San yang dibuang ke hutan dan dipelihara serta dididik serigala sangat membenci manusia.

Dalam keadaan pingsan karena luka tembak di tubuhnya, San membaringkan Ashitaka di tepi kolam Dewa Rusa. Saat tahu Dewa Rusa menyembuhkan luka Ashitaka, San pun membantunya. Bahkan, melindungi Ashitaka dari Okkoto (Dewa Babi) yang hendak membunuhnya. Ashitaka memberi tahu Okkoto tentang penyebab kematian Nago dan kutukan yang menimpanya.

Sementara itu, Nona Eboshi dan anak buahnya tengah bertempur melawan para samurai suruhan Tuan Asano yang menginginkan besi miliknya. Jiko, seorang pemburu bersepakat dengan Nona Eboshi untuk bertempur melawan para babi dan serigala, sedangkan Nona Eboshi mengincar kepala Dewa Rusa. Kesempatan itu dipergunakan para samurai untuk menyerang pabrik besi. Mengetahui penyerangan itu, Ashitaka tidak tinggal diam.


Princess Mononoke adalah satu dari sekian karya Hayao Miyazaki yang memikat mata dan hati. Mengambil tema tentang keseimbangan alam dan komunitas di dalamnya yang rusak karena ulah manusia. Baik Ashitaka, San dan Moro, Nona Eboshi serta Okkoto, mereka punya alasan dan kepentingan sendiri dalam memperjuangkan komunitasnya. Nona Eboshi berusaha mengangkat derajat para wanita rumah bordil dengan mempekerjakan mereka di pabrik besi. Demikian juga dengan para lelaki yang sudah tidak dianggap lagi sebagai manusia karena sakit kusta yang dideritanya,

Nona Eboshi menampung mereka, mengobati luka mereka dan memberi mereka pekerjaan membuat senjata. San dan Moro berusaha melindungi hutan yang mereka huni. Okkoto dan para babi lainnya berusaha melindungi tanah tempat mereka tinggal dan kepunahan mereka akibat ulah manusia yang memburu daging mereka. Selain itu, peranan Dewa Rusa di film ini pun sangat penting. Dialah dewa yang punya kuasa memberi dan mengambil nyawa makhluk hidup. 

Film animasi fantasi yang penuh dengan petualangan seru dari karakter-karakter yang terlibat di dalamnya ini menampilkan gambar yang indah dan hidup. Sangat memanjakan mata. Film yang diproduksi Studio Ghibli dua puluh tahun silam (1997) ini disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Film yang sangat mengesankan. Menyesal lho kalau enggak nonton. Saya menontonnya sampai tiga kali!😍

Roh pohon (Kodama) yang imut
Karakter yang saya suka dalam film ini adalah kijang tunggangan Ashitaka yang setia. Pemandangan hutannya pun sangat... sangat indah! Baik pada pagi, siang dan malam hari. Dengan batang-batang pohon raksasanya, kabut, kupu-kupu yang cantik, gunung yang berkilau karena mentari pagi, kolam yang jernih dan tenang, hamparan sawah yang hijau, tunas-tunas yang baru tumbuh, bahkan saat hutan itu terbakar pun gambarnya sangat hidup. Penampakan ratusan roh pohon (Kodama) pun sangat memikat (enggak bikin takut). Hayao Miyazaki memang top!💞💕💝

Selamat menonton! Selamat berpetualangan di hutan Dewa Rusa yang indah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar