IDN Times |
Cinta memiliki jalannya sendiri untuk bahagia
Entah apa yang membuatku tergerak dan melunakkan hatiku yang selama ini keras untuk kembali ke rumah. Kembali ke masa lalu dan memutar kembali roda kenangan yang pernah aku jalani dulu. Mengizinkan ingatan kembali mengarungi hari usang yang telah berlalu, sama dengan merasakan kembali perasaan dan sakit yang sama.
Sulit bagiku mengingat kenangan manis yang pernah aku buat dengan seseorang yang sampai saat ini akan tetap aku panggil Mama. Selain, tentunya, hanya kisah pahit. Bahkan, bisa dibilang buruk yang membekas kuat di ingatanku selama menjadi bagian dari mereka, Mama dan Kak Serein, yang tidak pernah gagal membuatku merasa hanya sosok asing yang tersesat dan tidak tahu harus ke mana mencari tempat berlindung.
Ada banyak alasan yang membuat aku enggan bertandang ke rumah Mama. Perasaan bahwa aku hanyalah seseorang yang tidak mereka harapkan–yang merusak kedamaian hidup Mama dan Kak Serein–sudah seperti alarm peringatan kalau aku tidak diterima di rumah itu. Sejak dulu, sejak Papa membawaku masuk dalam kehidupan keluarganya yang lain. Sejak aku berumur 4 tahun.