Sabtu, 22 Juni 2019

Selalu Ada Maaf untuk Cinta yang Tidak Pernah Salah (IDN Times)

IDN Times

Cinta memiliki jalannya sendiri untuk bahagia

Entah apa yang membuatku tergerak dan melunakkan hatiku yang selama ini keras untuk kembali ke rumah. Kembali ke masa lalu dan memutar kembali roda kenangan yang pernah aku jalani dulu. Mengizinkan ingatan kembali mengarungi hari usang yang telah berlalu, sama dengan merasakan kembali perasaan dan sakit yang sama.

Sulit bagiku mengingat kenangan manis yang pernah aku buat dengan seseorang yang sampai saat ini akan tetap aku panggil Mama. Selain, tentunya, hanya kisah pahit. Bahkan, bisa dibilang buruk yang membekas kuat di ingatanku selama menjadi bagian dari mereka, Mama dan Kak Serein, yang tidak pernah gagal membuatku merasa hanya sosok asing yang tersesat dan tidak tahu harus ke mana mencari tempat berlindung.

Ada banyak alasan yang membuat aku enggan bertandang ke rumah Mama. Perasaan bahwa aku hanyalah seseorang yang tidak mereka harapkan–yang merusak kedamaian hidup Mama dan Kak Serein–sudah seperti alarm peringatan kalau aku tidak diterima di rumah itu. Sejak dulu, sejak Papa membawaku masuk dalam kehidupan keluarganya yang lain. Sejak aku berumur 4 tahun.

Kamis, 20 Juni 2019

Mau Hubungan Langgeng? 7 Tingkah Laku Cowok Ini Harus Kamu Maklumi (Reviensmedia)

Reviensmedia

Semoga kamu bisa memahami dan menerimanya

Berapa lama kamu menjalin hubungan dengan cowokmu, tidak menjamin kamu akan mengerti atau memahaminya. Mungkin selama ini kamu dibuat terkejut dengan tingkal laku cowokmu yang kerap membuatmu geleng-geleng kepala atau ternganga menghadapi kelakuan atau kebiasaannya yang tidak terduga, mengesalkan, bahkan terlihat konyol.

Nah, beberapa tingkah laku atau kebiasaan cowok di bawah ini mungkin sering kamu temui pada cowokmu. Mulai sekarang, maklumi saja, ya? Jangan dibuat masalah selama kamu bisa mengerti dan menerimanya.

Rabu, 19 Juni 2019

More Than Words - Stephanie Zen (Resensi Buku - Penakata)



If God wants it to be, it will be. If not thats’s not what you need (hlm. 88)


Judul Buku: More Than Words
Pengarang: Stephanie Zen
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Metropop
Tebal: 228 halaman
Tahun Terbit: Maret 2015
ISBN: 978-602-03-1355-9

Blurb


Marvel Wongso punya segalanya. Muda, cerdas, anak orang kaya.

Rania Stella Handoyo kebalikan dari semua itu. Murid beasiswa, sederhana, berusaha bertahan hidup di Singapura dengan tiap lembar dolar yang dimilikinya
.
Mereka menyimpan rasa untuk satu sama lain, tetapi tidak berani mengungkapkannya. Ketika berhasil terucap pun, yang satu selalu menganggap yang lainnya tidak bersungguh-sungguh.

Dikejar keterbatasan waktu, mampukan Marvel dan Rania memaknai cinta itu lebih dari sekadar kata-kata?

Selasa, 04 Juni 2019

Selalu Ada Cinta untuk Sosok Bernama Kenangan


Ingatannya tentangmu perlahan memudar, lalu mati

Alzheimer adalah kata yang sempat membuatmu terpaku dan merasakan duniamu membeku sesaat. Meski semula kamu sempat menduga dan mencari tahu melalui internet serta bantuan Ly, gadis semata wayangmu, tak urung sesuatu menohok perasaanmu yang terdalam. Aliran dingin seakan menyergapmu seiring gigil yang menghadirkan wajah tirusnya berkelebat di depan matamu.

Sesungguhnya, kamu sudah menyimpan kecurigaan dan tanya itu saat mendapati dia pergi ke swalayan di seberang jalan dengan memakai sandal yang berbeda, bahkan tanpa rasa malu memakai pakaian yang bukan seleranya sama sekali. Mamadukan dua motif yang berbeda dan mengganggu mata yang melihatnya. Sosok yang selalu perfek dalam hal berbusana sejak zaman kuliah dulu, melakukan kesalahan yang fatal.

Tidak hanya itu saja, dia kerap kali lupa menaruh sesuatu tidak pada tempatnya. Menyimpan ponsel di kulkas, memasukkan garam pada teh manis yang ia buat untukmu. Selalu mengulang cerita yang sama dalam setiap percakapan kalian dan mulai tidak fokus dengan apa yang ia lakukan. Belum lagi emosinya yang berubah secara drastis. Semuanya begitu mengejutkan. Semuanya menyesakkan dadamu. Kamu ingin sekali menolak untuk percaya. Kamu menghela napas. Kenangan tentangnya selalu saja melemparmu ke masa lalu, sekaligus mengempasmu pada kerinduan tanpa tepi.